Have an account?

Sabtu, 03 April 2010

YANG PASTI DITAMBAH DAN TERUS DITAMBAH OLEH ALLAH DAN YANG PASTI DI AZAB DENGAN KERAS OLEH-NYA

YANG PASTI DITAMBAH DAN TERUS DITAMBAH OLEH ALLAH
DAN YANG PASTI DI AZAB DENGAN KERAS OLEH-NYA





Yang pasti ditambah dan terus ditambah indahnya merasakan iman yang ma’rifatun wa tashdiqun. Ditambah nikmatnya bersungguh-sungguh dalam ibadahnya kepada Allah dengan benar dan ikhlas. Ditambah senang dan relanya mengorbankan diri agar hidupnya diridhai (dicintai) oleh Allah. Ditambah pula keyakinan dan kesadaran memahami maksud perintah Allah bagi para kekasih-Nya: utruk nafsaka wa Ana milkun, yang maksudnya tinggalkanlah (untuk belajar dan terus belajar tidak mengingat-ingat dan merasakan) kepentingan dan kebutuhan jiwaragamu (sebab sebenarnya) kebutuhan jiwaragamu itu adalah tanggungan-Ku. Dengan begitu maka pikiran padang, hati terang dengan rasa istiqomah merasakan indahnya mengingat-ingat Diri-Nya Ilaahi (Isi-Nya Huw), semeleh, lapang dada, disertai rezki yang memberkati bagi pancatan yang kokoh pulang kepada Allah, pasti ditambah dan terus ditambah oleh Allah.


Hal di atas terjadi dan dibentuk oleh fadhal dan rahmat Allah karena dijadikan paham sekali terhadap firman Allah: ”Wa man yudlil falan tajida lahu waliyyan mursyida” (QS. Al Kahfi [18]: 17). Yang arti dan maksudnya adalah bagi barang siapa yang disesatkan oleh Allah maka kamu sama sekali tidak akan dapat mempertemukan baginya waliyyan mursyida.
Waliyyan mursyida adalah Guru mursyid (Wasithah) yang ditugasi meneruskan tugas dan kewajiban Junjungan Nabi Muhammad SAW sebagai rasulullah. Yang dalam sebuah rantai silsilah gilir gumantinya (dengan hak dan sah) hanya satu hingga kini sampai kiyamat nanti.

Oleh karena dijadikan paham dan mengerti oleh Allah, maka apa yang harus dikerjakan ketika sujud syukur setiap bakda shalat, dihayati hingga mendarah mendaging. Sehingga akan terus menerus bangkit dengan tegak niatnya berhijrah kepada Allah dan rasul-Nya (meniatkan hidup hanya untuk nderek Guru). Belajar dan terus belajarnya tidak akan pernah jemu hingga memperoleh keyakinan yang matang bahwa seberat-beratnya menjalankan dawuh guru masih lebih berat apabila tidak menjalankan. Berdoanya kepada Allah benar-benar sebagai perwujudan ngumawula kepada-Nya, deple-deple kepada-Nya, nelangsa kepada-Nya, karena sangat kuatnya butuh kepada-Nya. Dan inilah yang dimaksud oleh Allah dengan firman-Nya: ”man yahdillaahu fahuwa al muhtadi” (QS. Al Kahfi [18]: 17). Bahwa barangsiapa yang diberi hidayah oleh Allah (digelemake nyuwun pituduh ilmunya guru yang saleh [= ilmu Syathariyah = ilmu Nubuwah secara benar, hak dan sah] dan digelemake menjalankan perintahnya), maka dialah yang mendapat hidayah.

Kemudian yang pasti di azab dengan keras oleh Allah adalah mereka yang tidak percaya terhadap penjelasan dimuka. Sebab semua alat (instrumen) yang diberikan Allah seperti jasadnya, akal pikirannya, hatinurani roh dan rasanya habis diperbudak oleh kepentingan nafsu dan watak akunya membentuk watak dan pandangan hidup yang ngalap cukup penemune dewe, nggugu benere dewe, ngendel-ngendelake wicarane dewe. Hidupnya hanya memburu uceng kehilangan deleg. Ibadahnya karena pamrih baik bangsa dunia maupun bangsa akherat. Sama sekali tidak akan pernah disadari bahwa hidup seperti itu sama saja dengan menawar-nawarkan dirinya supaya disesatkan oleh syaitan. Dimurkai dan disesatkan oleh Allah. Sama sekali tidak mempan dengan peringatan keras Allah: ”faman adzlamu minman iftara ’ala Allahi kaziba” (QS. Al Kahfi [18]: 15). Bahwa tidak ada yang lebih zalim dibandingkan dengan orang-orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah.

Pendustaannya terhadap Ada dan Wujud Diri-Nya Dzatullah (= Al Ghayb) yang dekat sekali di dalam rasa hati. Senantiasa meliputi dan menyertai hamba-Nya. Tempat asal fitrah manusia dan tempat kembalinya, serta pendustaannya terhadap yang hak dan sah menunjuki (sebab Diri-Nya Ilaahi Yang Al-Ghayb lalu menugasi hamba yang mewakili), semua didustakan dengan cara mengada-ada dengan pendapatnya sendiri, mengada-ada dengan benarnya sendiri, mengada-ada dengan bicaranya sendiri yang dikemas dengan penalaran dan berbagai argumentasi hingga mempesona banyak orang yang semuanya disesatkan.


BERITA YANG HARUS MENYADARKAN KITA MAKIN MERAPATKAN BARISAN.

Berita yang saya peroleh ini dari ratunya lelembut sak jagad yang sebenarnya mereka sudah tidak sabar lagi untuk mengambili bagiannya. Isi berita itu adalah bahwa mereka akan benar-benar mulai mengambili bagiannya dimulai dari tahun 2008 s/d 2012. Apabila hal ini nyata, maka SUNNATU AL AWWALIN, sunnah Allah sebagaimana yang diberlakukan kepada umat-umat terdahulu yang menghancurkan mereka dengan azab berupa berbagai bencana alam yang hebat dan dahsyatnya luar biasa akan segera diwujudkan oleh Allah. Mereka yang dihancurkan dengan azab Allah inilah yang kemudian oleh tentara iblis (lelembut sak jagad) di aku sebagai bagiannya.

Merapatkan barisan dengan cara yang disukai oleh Allah sebagaimana firman-Nya QS. Ash Shaaf [61] ayat 4: Innallaaha yuhibbulladziina yuqatiluuna fi sabilihi shaffan ka annahum bunyaanun marshush. Yakni bersungguh-sungguh memerangi nafsu dan watak akunya agar patuh dan tunduk dijadikan tunggangannya hatinurani roh dan rasa berjalan di jalan Allah (= melaksanakan Dawuh Guru mengumpulkan bagusnya kewajiban syareat dan hakekat [shirathal mustaqim]) dalam barisan yang teratur bagaikan suatu bangunan yang tersusun kokoh (= kompak dan seia sekata dalam memenuhi sumpah dan janji).


PEMBERITAHUAN SHALAT RABO TERAKHIR DI BULAN SAFAR.

Yaitu nanti pada hari Rabo tgl. 5 Maret 2008. Diharapkan berjamaah. Waktunya sehabis berjamaah shalat dzuhur. Mestinya shalat qadha dzuhur diganti dengan shalat Rabo wekasan. Dua rekaat satu salaman. Setiap habis membaca Al Fatehah yang dibaca surat Inna a’thaina kal kautsar 17 kali. Al Ikhlas 3 kali. Falaq 1 kali dan an Naas 1 kali. Lalu sujud syukur dan doa bala’ 7 kali.
Malam Rabonya (sehabis shalat Maghrib) memasukkan rajah yang bisa diganti garam puji.

Semoga kita semua senantiasa memperoleh berberan, sawab dan berkah pangestunya Wasithah. Amin.


Tanjung, akhir Pebruari 2008

IMAM
GERAKAN JAMAAH LIL-MUQORROBIN




KH. MUHAMMAD MUNAWWAR AFANDI
READ MORE - YANG PASTI DITAMBAH DAN TERUS DITAMBAH OLEH ALLAH DAN YANG PASTI DI AZAB DENGAN KERAS OLEH-NYA